Sunday, 22 April 2012
Ujian Kompetensi SMK
Saturday, 21 April 2012
Sepenggal Biografi Kartini
Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini bersama suaminya, R.M.A.A.Singgih Djojo Adhiningrat (1903).
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar danSurat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder(Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Sekolah Kartini (Kartinischool), 1918.
Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Wednesday, 18 April 2012
Entrepreneurship?!
Ada beberapa alasan mengapa menjadi wirausahawan menjadi pilihan yang perlu dipertimbangkan:
1. MERDEKA SECARA FINANSIAL
Menjadi Pegawai baik itu Pegawai Swasta atau Pegawai Negeri ada batas maksimal gajinya. Misal pegawai negeri dengan golongan tertinggi ada aturan-aturan gaji pokok dan beberapa tunjangan dan fasilitasnya. Meskipun seorang pegawai dapat menghasilkan laba milyaran rupiah bagi suatu perusahaan, kenaikan gajinya tidak akan sebanding dengan kenaikan laba perusahaan yang diperoleh. Selain itu kenaikan gaji terkadang tidak bisa mengimbangi kenaikan harga-harga kebutuhan hidup yang makin meningkat pesat. Selain itu meski kita memiliki prestasi yang baik jika pendidikan kita tidak cukup tinggi maka akan sulit untuk mendapatkan gaji yang tinggi. Seorang Wirausaha bisa menentukan besarnya finansial yang sampai secara tak terbatas. Banyak orang bekerja pada orang lain hanya sebagai loncatan untuk mencari modal usaha dan modal relasi. Meski telah mendapatkan fasilitas yang bagus di perusaaan tidak jarang seorang dengan jiwa wiraswasta keluar dan mengembangkan usaha sendiri dengan modal pengalaman bekerja.
2. MERDEKA WAKTU
Dengan mempunyai usaha sendiri, seorang wirausaha akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor , serta bebas dari pelanggaran disiplin kantor.Jika bisnis yang dijalankan sudah berjalann dengan baik tidak perlu setiap hari kita pergi ke kantor karena bisa didelegasikan kepada orang lain. waktu bisa dibagi untuk kegiatan bisnis yang lain atau aktifitas lain. Meski wirausaha memerlukan disiplin yang tinggi tetapi dengan memiliki usaha sendiri kita bisa mengatur waktu semau kita sendiri tanpa diatur oleh orang lain. Dari segi waktu wiraswasta membuat kita merdeka dari segi waktu.
3. MEWUJUDKAN CITA-CITA HIDUP
Banyak orang yang memiliki cita-cita dan harapan hidup memberi banyak manfaat bagi banyak orang dan hidup sejahtera dari segi finansial. Menjadi wiraswasta akan memberi peluang orang lain mengembangkan usaha juga, paling tidak memberi peluang orang lain mendapatkan penghidupan dari usaha yang kita jalankan dengan menjadi karyawan.
Dalam berwirausaha yang paling perlu perlu dikembangkan adalah motif berprestasi, kesuksesan dalam berwirausaha adalah prestasi yang ditentukan oleh diri sendiri bukan ditentukan orang lain . Motif ini mestinya menjadi filofofi dasar seorang enterpreneur.Hal kedua adalah semangat berkompetisi secara sehat, bisnis adalah persaingan menjadi yang terbaik. Persaingan yang ketat memerlukan kemauan dan tekad keras,serta kesanggupan berpacu dengan keunggulan. Motif berafiliasi juga juga perlu perlu diperhatikan karena karena wirausaha harus pandai pandai meningkatkan meningkatkan kemampuan manajerial yang mampu menggerakkan orang lain dengan sebaik-baiknya yang dilakukan dengan menjalin hubungan antar sesama yang yang baik.ones-sumber
Saturday, 14 April 2012
Wanita Tercipta Untuk Kita Cinta
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".
asih ibu seperti lingkaran, tak berawal dan tak
berakhir.
Kasih ibu itu seperti berputar dan senatiasa meluas, menyentuh setiap orang yang ditemuinya. Melingkupinya seperti kabut pagi, menghangatkannya seperti mentari siang, dan menyelimutinya seperti bintang malam.
Semoga Yang Maha Kuasa mengampuni dosa-dosanya.
Amiin Ya Rabbal ‘alamin
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup.
Friday, 13 April 2012
Jangan Cengeng!!!
Orang yang sukses didalam dirinya tertanam jiwa yang optimis, jiwa yang super hero bukan pribadi cengeng yang hidup dalam kemewahan dan kemanjaan tapi pribadi yang tegar dan tangguh dan tak pernah kenal lelah.
Karena sejarah mencatat bahwa orang besar justru lahir di tengah himpitan kesulitan bukan buaian kemanjaan. Kesulitan hidup mengajarinya cara bersyukur bukan berhambur, cara berbagi bukan menguli, cara bantu membantu bukan tipu menipu, cara tolong menolong bukan todong menodong.
Maaf dikata, bisa dikatakan sekarang generasi agama dan bangsa kita sedang menuju generasi cengeng, gaya bahasa yang alay dan sedikit lebay. Misalnya saja penyebutan untuk “sakit” diubah menjadi “atit”. Penyebutan “sayang” diubah menjadi “cayang” ,untuk “semangat” diubah menjadi “ cemungut” dan masih banyak lagi contohnya, dan saudara semua bisa menambahkan sendiri kalimat cengeng itu.
Ini baru dari segi bahasa yang telah menjerumuskan generasi kita menuju generasi cengeng. Belum lagi apa yang dinamakan dengan bermental cengeng, sedikit-dikit mengandalkan orang tua, kakak dan kawan. Misalnya ada masalah sedikit langsung manggil mak/ummi/mami/mama aku sudah tak kuat lagi. Papa/papi/abi/ayah/abah aku tak sanggup lagi.
Kalau lihat orang sukses palingan dia andalin bokap nyokapnya, ente belum apa-apa lagi, lihat tuh bokap gue, lihat tuh paman gue, lihat tuh kakek gue. Kalau begitu Kapan lihat gue nya??? Sedangkan Imam Ali pernah berkata “ Bukan seorang pemuda yang mengatakan ini ayahku, tapi pemuda itu adalah mereka yang berkata ini aku.”
Apa penyebab munculnya generasi cengeng, salah satunya adalah maraknya lagu-lagu cengeng yang lagi naik daun. Bahkan dengan keputusasaannya sang vokalis berkata “kalau terus begini maka aku akan pergi”. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Belum lagi dunia perfilman yang diisi oleh film-film cengeng, yang ditampilkan hanya masalah cinta, perebutan warisan, kehormatan keluarga dan kemewahan duniawi yang selalu ditampilkan. Secara tidak langsung ini akan membentuk pola pikir penonton untuk berambisi menjadi seperti yang ada di film itu dan akan muncul generasi cengeng yang mengandalkan segala cara untuk bisa hidup mewah, maka tidak aneh lagi akan munculnya berbagai kejahatan. Maraknya pencurian yang dilakukan oleh semua kasta dari pejalan kaki sampai mereka yang memakai dasi.
The win solution nya adalah mengembangkan potensi diri menjadi manusia super, hidup keterbatasan bukan penghalang untuk mandiri, Rasulullah saja sudah mulai hidup mandiri ketika usia dini, ditinggal ayah dan ibu tercinta. Akan tetapi beliau tumbuh menjadi manusia super yang powernya kita rasakan sampai era internetan ini.
Tiada kata lain selain bergerak untuk mewujudkan apa yang menjadi impian dalam hidup. Karena hari kemarin telah terlewati, hari ini sedang terjadi dan esok hari masih penuh misteri, maka jadilah pemenang yang mana hari ini lebih baik dari hari kemarin. Berkarya untuk agama dan bangsa, berdikari untuk diri dan negeri, bukan hanya ketergantungan kepada nenek moyang karena kita bukan generasi cengeng. ones. sumber
Thursday, 12 April 2012
Saatnya memulai Perubahan!!!
Terkadang kita ini terlalu banyak menggunakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk sesuatu di luar diri kita. Juga terlalu banyak energi dan potensi kita untuk memikirkan selain diri kita, baik itu merupakan kesalahan, keburukan, maupun kelalaian. Namun ternyata sikap kita yang kita anggap kebaikan itu tidak efektif untuk memperbaiki yang kita anggap salah. Banyak orang yang menginginkan orang lain berubah, tapi ternyata yang diinginkannya itu tak kunjung terwujud. Kita sering melihat orang yang menginginkan Indonesia berubah. Tapi, pada saat yang sama, ternyata keluarganya ‘babak belur’, di kampus tak disukai, di lingkungan masyarakat tak bermanfaat. Itu namanya terlampau muluk.
Jangankan mengubah Indonesia, mengubah keluarga sendiri saja tidak mampu. Banyak yang menginginkan situasi negara berubah, tapi kenapa merubah sikap adik saja tidak sanggup. Jawabnya adalah: kita tidak pernah punya waktu yang memadai untuk bersungguh-sungguh mengubah diri sendiri. Tentu saja, jawaban ini tidak mutlak benar. Tapi jawaban ini perlu diingat baik-baik. Siapa pun yang bercita-cita besar, rahasianya adalah perubahan diri sendiri. Ingin mengubah Indonesia, caranya adalah ubah saja diri sendiri. Betapapun kuatnya keinginan kita untuk mengubah orang lain, tapi kalau tidak dimulai dari diri sendiri, semua itu menjadi hampa. Setiap keinginan mengubah hanya akan menjadi bahan tertawaan kalau tidak dimulai dari diri sendiri. Orang di sekitar kita akan menyaksikan kesesuaian ucapan dengan tindakan kita.
Boleh jadi orang yang banyak memikirkan diri sendiri itu dinilai egois. Pandangan itu ada benarnya jika kita memikirkan diri sendiri lalu hasilnya juga hanya untuk diri sendiri. Tapi yang dimaksud di sini adalah memikirkan diri sendiri, justru sebagai upaya sadar dan sungguh-sungguh untuk memperbaiki yang lebih luas. Perumpamaan yang lebih jelas untuk pandangan ini adalah seperti kita membangun pondasi untuk membuat rumah. Apalah artinya kita memikirkan dinding, memikirkan genteng, memikirkan tiang yang kokoh, akan tetapi pondasinya tidak pernah kita bangun. Jadi yang merupakan titik kelemahan manusia adalah lemahnya kesungguhan untuk mengubah dirinya, yang diawali dengan keberanian melihat kekurangan diri.
Pemimpin mana pun bakal jatuh terhina manakala tidak punya keberanian mengubah dirinya. Orang sukses mana pun bakal rubuh kalau dia tidak punya keberanian untuk mengubah dirinya. Kata kuncinya adalah keberanian. Berani mengejek itu gampang, berani menghujat itu mudah, tapi, tidak sembarang orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri. Ini hanya milik orang-orang yang sukses sejati. Orang yang berani membuka kekurangan orang lain, itu biasa. Orang yang berani membincangkan orang lain, itu tidak istimewa. Sebab itu bisa dilakukan oleh orang yang tidak punya apa-apa sekali pun. Tapi, kalau ada orang yang berani melihat kekurangan diri sendiri, bertanya tentang kekurangan itu secara sistematis, lalu dia buat sistem untuk melihat kekurangan dirinya, inilah calon orang besar.
Mengubah diri dengan sadar, itu juga mengubah orang lain. Walaupun dia tidak berucap sepatah kata pun untuk perubahan itu, perbuatannya sudah menjadi ucapan yang sangat berarti bagi orang lain. Percayalah, kegigihan kita memperbaiki diri, akan membuat orang lain melihat dan merasakannya. Memang pengaruh dari kegigihan mengubah diri sendiri tidak akan spontan dirasakan. Tapi percayalah, itu akan membekas dalam benak orang. Makin lama, bekas itu akan membuat orang simpati dan terdorong untuk juga melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Ini akan terus berimbas, dan akhirnya semakin besar seperti bola salju. Perubahan bergulir semakin besar.
Jadi kalau ada orang yang bertanya tentang sulitnya mengubah keluarga, sulitnya mengubah anak, jawabannya dalam diri orang itu sendiri. Jangan dulu menyalahkan orang lain, ketika mereka tidak mau berubah. Kalau kita sebagai ustadz, atau kyai, jangan banyak menyalahkan santrinya. Tanya dulu diri sendiri. Kalau kita sebagai pemimpin, jangan banyak menyalahkan bawahannya, lihat dulu diri sendiri seperti apa. Kalau kita sebagai pemimpin negara, jangan banyak menyalahkan rakyatnya. Lebih baik para penyelenggara negara gigih memperbaiki diri sehingga bisa menjadi teladan. Insya Allah, walaupun tanpa banyak berkata, dia akan membuat perubahan cepat terasa, jika berani memperbaiki diri. Itu lebih baik dibanding banyak berkata, tapi tanpa keberanian menjadi suri teladan. Jangan terlalu banyak bicara. Lebih baik bersungguh-sungguh memperbaiki diri sendiri. Jadikan perkataan makin halus, sikap makin mulia, etos kerja makin sungguh-sungguh, ibadah kian tangguh. Ini akan disaksikan orang.
Membicarakan dalil itu suatu kebaikan. Tapi pembicaraan itu akan menjadi bumerang ketika perilaku kita tidak sesuai dengan dalil yang dibicarakan. Jauh lebih utama orang yang tidak berbicara dalil, tapi berbuat sesuai dalil. Walaupun tidak dikatakan, dirinya sudah menjadi bukti dalil tersebut. Mudah-mudahan, kita bisa menjadi orang yang sadar bahwa kesuksesan diawali dari keberanian melihat kekurangan diri sendiri. Jadi teringat kutipan kata bijak dari sebuah buku seperti ini:
Jadilah kau sedemikian kuat sehingga tidak ada yang dapat mengganggu kedamaian pikiranmu
Lihatlah sisi yang menyenangkan dari setiap hal
Senyumlah pada setiap orang
Gunakanlah waktumu sebanyak mungkin untuk meningkatkan kemampuanmu sehingga kau tak punya waktu lagi untuk mengkritik orang lain
Jadilah kau terlalu besar untuk khawatir dan terlalu mulia untuk meluapkan kemarahan
Satu-satunya tempat dimana kita dapat memperoleh keberhasilan tanpa kerja keras adalah hanya dalam kamus.
Di awal tahun, awal bulan dan awal minggu (Jum’at adalah awal minggu bagi umat Islam), ayo kita semua mulai memperbaiki diri. Suatu karya besar selalu diciptakan oleh orang-orang yang berfikir besar. Namun perubahan besar pasti dimulai dari satu langkah kecil, dan itu dimulai dari diri kita masing-masing.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Lidah Lebih Tajam Dari Pedang???
Manis bicara indah tutur kata
Tak seindah rupa pengertiannya
Lembutnya lidah mengata nista
Lidah yang tiada bertulang
Mengadu domba
Serta memfitnah sesama saudara
…
Kata ibarat pedang
Yang tajamnya bisa membunuh lawan
Kata-kata yang berhikmah
Menyedarkan kita
…
Sebuah penggalan lirik lagu diatas sangat bermakna yang begitu dalam. Setiap kali kita berkata-kata terkadang ada yang merasa tidak enak atau bahkan tersinggung dengan perkataan kita. Tidak sengaja kita menyapa seseorang yang saat itu tidak dalam kondisi yang biasanya. Hal yang demikian sangat berpotensi sehingga membuat orang sedih, kecewa, jengkel dan lain sebagainya.
Lidah lebih tajam daripada pedang artinya segala perkataan yang kita keluarkan haruslah hati-hati agar tidak merugikan diri sendiri.Begitulah pepatah mengatakan, namun pepatah tersebut tidak hanya sebuah pepatah yang bisa dikesampingkan dan tidak untuk direnungkan. Mengapa pedang lebih kalah tajamnya dari pada lidah padahal lidah itu tidak bertulang?? Sering juga orang yang sering berbicara yang tidak jelas dan tidak mau kalah membuat pertanyaan atau argument supaya apa yang dilakukannya itu dirasa benar.
Lidah memang tidak bertulang, lentur dan dapat dibolak-balikkan, coba saja kalau tidak percaya. Nah jikalau pedang yang bisa menyakiti orang maka dapat dengan jelas terlihat oleh mata kita dan bisa dicarikan solusi untuk menyembuhkannya, namun ketika lidah yang menghujam melalui kata-kata yang bisa membuat orang sakit hati, maka itu akan sangat susah untuk mencari obatnya. Ada yang menyebut jikalau sakit hati itu akan dibawa sampai mati.
Lidah yang lentur dan bisa dibolak-balikkan ternyata juga bisa membolak-balikkan kata-kata sehingga sering kita jumpai juga orang yang berkata tidak sesuai fakta, berbicara tidak jelas juntrungannya, berbicara menyakiti lawan bicara. Sehingga kata-kata yang keluar dari lidah kita seakan-akan hanya sebuah suara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Semoga dengan sedikit tulisan ini mampu mengubah kebiasaan kita yang sering berkata tidak pada tempatnya.ones
Friday, 6 April 2012
Berpikir Positif
Orang Jawa sering mengatakan hal-hal yang sering membuat kita menjadi bertanya-tanya dalam hati atau mungkin malah kita tanyakan ke orang lain. Sebagai contoh saya coba ambilkan kalimat sebagai berikut “Jangan makan di tengah-tengah pintu,,itu ga baik”, “kalau makan jangan sambil tiduran,,” dan lain sebagainya.
Sebenarnya, jika kita mengambil pelajaran dari kalimat tersebut meskipun ga dijelaskan secara detail, kenapa dan bagaimananya. Mengapa orang tua dahulu mengatakan demikian? Itu karena kalau ada yang makan di tengah pintu akan mengganggu orang yang mau lewat pintu tersebut. Untuk kalimat yang dilarang makan sambil tiduran itu juga sebenarnya pesan yang ada itu baik sekali, kenapa makan tidak boleh tiduran?itu karena kita ditakutkan kalau tersedak.
Nah kenapa seringkali kita mengartikan sesuatu hal itu ada kejadian mistis, atau yang lainnya tanpa kita harus berpikir kearah yang positif. Karena kita sering tidak berpikir positif maka seringkali kita salah paham atau bahkan sampai berselisih.
Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang ‘beredar’ di kepala kita,tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.
Berikut saya coba cuplikkan beberapa ciri-ciri orang yang berpikir positif:
1. Melihat masalah sebagai tantangan.
Orang yang melihat sesuat hal sebagai tantangan akan merasakan enjoy pada saat menghadapi masalah tersebut. Lain halnya ketika dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2. Menikmati hidupnya.
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide.
Mencoba membuka cakrawala pengetahuan yang seluas-luasnya. Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak.
‘Memelihara’ pikiran negatif lama- lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah. Ketika diselimuti dengan pikiran negative maka akan sering berbuat yang sebenarnya itu tidak perlu dilakukan.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya.
Tidak berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu.
Sudah pasti gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungannya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif. Ia akan lebih senang melihat hal yang bersifat fakta, bukan hanya sekedar teori semata.
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan.
Pernah dengar pelesetan dari kata NATO (No Action, Talk Only)? Hal yang demikian bukan merupakan tipe-tipe orang yang berpikir positif.
8. Menggunakan bahasa positif.
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti “Masalah itu pasti akan terselesaikan,” dan “Dia memang berbakat.”
9. Menggunakan bahasa) tubuh yang positif.
Di antara bahasa tubuh yang dapat diperlihatkan adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan ‘hidup’.
10. Peduli pada citra diri.
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam
Sedikit motivasi buat hari supaya kita tidak berpikir negatif dalam menjalani hidup ini. Hidup dengan pikiran positif akan membawa dampak yang positif pula. Semoga tulisan ini bermanfaat. ones
Thursday, 5 April 2012
Cari Teman atau Cari Tenar???
“Aneh deh sama status teman kamu.” Kata Faiz sambil merengut mendekati kursi Naya.
“Teman aku yang mana Iz? Emang statusnya bagaimana sampai bikin kamu bĂȘte?” Naya balik bertanya.
“Bukan bĂȘte sih. Hanya merasa aneh saja. Itu tuh, si Raina. Statusnya itu isinya tentang wajah seseorang yang cantik atau tampan tapi tidak pantas untuk di pamerkan.” Faiz menjelaskan kepada Naya dengan tetap merengut.
“Maksudnya kamu, di pamerkan bagaimana Iz? Aku ga ngerti.” Naya yang sedang fokus mengetik laporan bulanan kemudian menoleh ke arah Faiz.
“Yaa… contohnya di jadikan foto profil Facebook atau menaruhnya di internet.”
“Ooh gitu toh. Aku bisa jelasin ke kamu. Karena aku juga pernah merasa aneh sama dia.” Naya hendak berbagi cerita.
“Gimana Nay?” Faiz penasaran dengan penjelasan Naya.
“Iya, sebelumnya aku sempat kesal sama Raina. Tiap kali ada yang menaruh foto dia ke profilnya, selalu dia hapus. Aku sampai berfikir. Ini anak kok bisa segitunya. Apa dia ga berfikir, kalau orang yang menaruh fotonya itu akan tersinggung atau kesal…”
“Terus apa kata Raina?” Faiz memotong penjelasan Naya.
“….. Dia bilang, itu hak dia untuk tidak mempublikasikan dirinya ke dunia maya. Dia menghindari yang namanya cyber crime dan fitnah yang di timbulkan jika dia memasang foto dirinya. Untuk hal yang satu itu, dia amat kekeuh sama prinsipnya. Kalau memang mau tahu orangnya kan bisa bertemu langsung tapi bukan sengaja di pamerkan. Kata dia begitu” Jelas Naya.
“Eeemm… ga salah sih apa kata Raina. Tapi kan kalau wajah itu ga termasuk aurat Nay? Jadi ga papa donk kalau kita pasang di profil atau internet.” Faiz terlihat masih penasaran.
Naya yang sudah mulai berjilbab sejak beberapa bulan lalu seperti menyetujui pendapat Faiz. Namun setelah beberapa saat, ia ingat perbincangannya dengan Raina kemarin.
“Aku hanya menyampaikan apa kata Raina. Karena aku pernah berdiskusi dengan dia.”
“Apa kata Raina, Nay?”
“Memang aurat wanita itu adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Tapi seperti yang termaktub dalam Al Qur’an dalam surah Annur ayat 31 yang menyuruh kita menahan pandangan kita. Memang wajah itu bukan aurat. Tapi wajah yang menarik yang terlihat itu otomatis akan menimbulkan “rasa” jika di lihat oleh lawan jenisnya. Karena anak panah iblis itu berasal dari pandangan. Dan seperti kata pepatah, dari mata turun ke hati. Dan dari hati semuanya bermula. Jika tidak bisa menahan akan menimbulkan rasa yang tidak baik.” Naya mengulang apa yang di bicarakan Raina kemarin dengannya.
“Mungkin kita bisa bilang biasa saja walaupun sudah melihat. Tapi bagaimana dengan yang lain. Apakah bisa menahan pandangan dan tidak menimbulkan nafsu?” Naya seperti tersihir dengan kata-kata Raina yang ia ulangi kepada Faiz.
“Raina bilang kepadaku seperti itu. Karena sebelumnya dia pernah khilaf, dia berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Dia pernah terpenjara oleh rasa yang tidak semestinya ada akibat bermain dengan hati.”
“Aku paham Nay. Aku juga kadang kalau melihat wanita cantik sedikitnya pasti menimbulkan rasa suka dalam hatiku.” Kata Faiz sambil menerawang.
“Iya Iz. Aku juga sekarang sudah mulai belajar memahami prinsip Raina. Meskipun aku belum bisa sepenuhnya mengikuti apa yang dia lakukan.” Naya melirik profil facebooknya yang masih memajang foto close up dirinya.
“Apa itu hanya berlaku wanita saja Nay?” Faiz lanjut bertanya.
“Itu juga sempat aku tanyakan kepada Raina dan dia bilang tidak. Sama seperti pria yang akan tertarik dengan wajah wanita, begitu juga sebaliknya. Jika seseorang belum bisa menahan pandangannya, bisa jadi dia akan membayangkan terus wajah orang yang menarik hatinya.”
“Membayangkan …..” Kata Faiz sambil tersenyum nakal.
“Kenapa kamu Iz? Senyum-senyum ga jelas.” Naya melirik Faiz.
“Kalau kita melihat wajah orang yang menarik, itu akan terekam dalam ingatan kita. Bisa jadi itu akan membuat suatu khayalan. Bisa jadi baik. Bisa jadi buruk.” Faiz teringat, ia juga sering terbayang dengan wajah wanita yang ia lihat melalui internet.
“Huuft….” Naya menarik nafas.
“Benar juga sih kata Raina. Mungkin perlahan aku akan mencoba mengurangi ke-narsis-an ku bergaya di Facebook.” Naya mulai memahami maksud Raina beberapa waktu lalu.
“Tapi Nay, kalau ga pake foto nanti kalau temanku ga tau kalau itu aku?”
“Iihh… emang kamu siapa? Mau tenar ya?” Naya tertawa lebar.
Faiz kemudian memonyongkan bibirnya melebihi hidungnya. Dia tidak terima di ledek Naya.
“Biarin. Aku kan mau eksis.” Faiz membela diri.
“Tenang Iz. Kalau mau mencari teman, bisa kok tanpa melihat bagaimana fisiknya. Justru itu akan lebih kelihatan ketulusannya di banding jika pertemanan hanya karena melihat secara fisik.” Naya mendadak menjadi bijak.
“Siap Miss Maria Teguh.” Faiz tertawa dengan posisi tangan di samping kepala memberi hormat.
Tak ayal, sikap Faiz membuat Naya geregetan dan menyambitnya dengan tissue. Mereka pun tertawa bersama.ones-Sumber